Kebo-Keboan Alas Malang Tahun ini diadakan pada tanggal 1 Oktober 2017. Adat kebo-keboan Alas Malang ini diadakan di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh. Festival ini merupakan festival tahunan yang diadakan PemKab Banyuwangi. Kebo-Keboan dilaksanakan sebagai ucapan rasa syukur masyarakat atas panen yang melimpah, kesuburan tanah dan upaya untuk terhindar dari tolak balak dan malapetaka. Keriwehan terjadi dari malam sebelum puncak acara kebo-keboan. Para Masyarakat sekitar bergotong royong mendirikan gapura yang digantungi berbagai jenis pala atau hiasan yang dibedakan menjadi 3 jenis. Yang pertama, ada yang disebut Pala Gumantung yang berisi buahan-buahan yang digantung seperti Pisang, Mangga, Semangka, Durian, dll. Yang kedua, Pala Kependhem yang berisi umbi-umbian yang tertanam di dalam tanah seperti singkong, talas, umbi. dan yang ketiga, ada pala kesampir yang terdiri dari kacang-kacangan dan polong-polongan.
Pagi harinya kesibukan sudah terlihat dari jam setelah subuh, dimana jalan-jalan utama menuju desa Alas Malang sudah ditutup. Kemeriahan dapat terlihat di sepanjang jalan dimana di awal gapura masyarakat disuguhi dengan kesenian angklung dan berbagai kesenian tradisional lainnya. Bukan hanya itu, pengisi acara untuk memeriahkan acara ini juga ada barongan, pithik-pithikan dan juga hadrah yang juga merupakan kesenian khas Banyuwangi. Sebelum acara puncak berlangsung masyarakat yang hadir juga bisa melihat kebo-keboan berhias yang dilakukan di kandang kebo yang memang disediakan khusus untuk para kebo-keboan ini. Masyarakat juga dapat berfoto bersama kebo, tapi diharapkan untuk tidak mengenakan baju yang terang karena dapat menarik perhatian si "Kebo". Sebelum Kebo dilepas ada acara yang tidak boleh tertinggal yakni acara selametan kampung atau bersih desa yang dipimpin oleh Ketua Adat Desa setempat.
Acara Puncak yakni Kebo Ider Bumi yakni proses mengelilingi kampung. Upacara ini begitu unik dan menarik dimana dapat menarik minat masyarakat untuk mengetahui secara langsung adat budaya Banyuwangi. Pada bagian akhir upacara ini dilanjutkan dengan menanam padi yang dilakukan oleh ibu-ibu petani sekitar desa.Pada saat padi ditanam masyarakat berebut padi karena dianggap sebagai berkah. Hingga acara selesai dilanjutkan dengan penampilan berbagai kesenian seperti wayang kulit yang dilakukan semalaman suntuk.
Jadi bisa dibayangkan bagaimana meriahnya Desa Alas Malang pada saat acara tahunan ini berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar